A.
Pentingnya Motivasi
Motivasi adalah proses
yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapaitujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori
hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi
kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang
dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi
dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai
apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda
dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan
dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya
memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua
tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka,
perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat.
Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan
motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara
motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang
berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang
memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan
organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran
mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
B. Pandangan Motivasi pada Organisasi
1.
Model
Tradisional
Berhubungan dengan
Frederick Taylor dan aliran manajemen ilmiah. Manajer menentukan
bagaimana pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya system pengupahan insentif
untuk memotivasi karyawan Beranggapan
bahwa karyawan malas dan hanya dapat dimotivasi dengan uang.
Dalam banyak
situasi pendekatan ini cukup berhasil. Efisiensi meningkat sehingga kebutuhan
karyawan untuk tugas tertentu dapat dikurangi. Selanjutnya manajer akan
mengurangi upah insentif dan pemutusan kerja menjadi biasa dan banyak pekerja
yang akhirnya hanya mencari keamana / jaminan kerja dari pada kenaikan upah
yang kecil dan sementara.
2.
Model
Hubungan Manusiawi
Dipengaruhi Elton Mayo.
Kontrak-kontrak social karyawan
pada pekerjaannyasangat penting dan kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat
pengulanganadalah factor pengurang motivasi.
Manajer dapat memotivasi bawahan
melalui pemenuhan kebutuhan social mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting.
Karyawan diberi berbagai kebebasan
untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaanya.
Perhatian yang besar diberikan pada
kelompok kerja organisasi informal.
Lebih banyak informasi disediakan
untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3.
Model
Sumber Daya Manusia
Dipengaruhi McGregor dan
Maslow, Argyris dan Likert
Karyawan tidak hanya dimotivasi
oleh uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperoleh pekerjaan yang berarti
C.
Teori Motivasi
Tahun 1950an merupakan
periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada
masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori
kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini
yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam
menjelaskan motivasi karyawan.
Teori
hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang
paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia
membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan,
yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa
aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa
kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor
penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima
kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman
dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan,
dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua
tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi
secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi
secara eksternal.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor
menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan
dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer
mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan
bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan
asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat
asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.
·
Karyawan pada dasarnya tidak
menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
·
Karena karyawan tidak
menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
·
Karyawan akan mengindari
tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
·
Sebagian karyawan
menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan
sedikit ambisi.
Bertentangan
dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada
pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
·
Karyawan menganggap kerja
sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
·
Karyawan akan berlatih
mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
·
Karyawan bersedia belajar
untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai
keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka
yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner,
Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani
, Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas,
Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil,
Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low
profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak
kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi
tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat
dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive
(cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional,
Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas
secara emosi memiliki tingkat EQ yang tinggi.
.
Teori motivasi kontemporer
Teori motivasi kontemporer
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru
ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan
motivasi karyawan.
Teori motivasi kontemporer mencakup:
1. Teori kebutuhan McClelland
Teori motivasi kontemporer mencakup:
1. Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan
teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan
sebagai berikut:
·
kebutuhan berprestasi:
dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk
berhasil.
·
kebutuhan berkuasa:
kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
·
kebutuhan berafiliasi:
keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
2. Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif
adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik
untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi
tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti
secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
3. Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan
adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber
motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa
yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
4. Teori penguatan
Teori penguatan adalah
teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi
teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa
yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
5. Teori Keadilan
Teori keadilan adalah
teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan
masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk
menghilangkan ketidakadilan.
6. Teori harapan
Teori harapan adalah
kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu
bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap
individu tersebut.
D.
Teori Isi
Teori ini mengemukakan bahwa
seseorang akan bersemangat kerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Semakin
tinggi standar kebutuhan yang diinginkan, semakin giat orang itu bekerja.
Penganut Teori Isi antara lain:
- Abraham Maslow dengan Teori Hirarki Kebutuhan.
- Frederick Herzberg dengan Teori Dua Faktor.
- Dauglas McGregor dengan Teori X dan Y.
- David McClelland dengan Teori Memperoleh Kebutuhan.
E.
Teori
Proses
Teori ini merupakan proses sebab
akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya.
Hasil yang akan dicapai tercermin pada bagaimana proses kegiatan yang dilakukan
seseorang. Penganut Teori Proses antara lain:
- Victor Vroom dengan Teori Harapan.
- J Stacy Adams dengan Teori Keadilan.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
0 komentar:
Posting Komentar