PENGORGANISASIAN
Organisasi adalah
sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
A.
Pengertian Pengorganisasian.

B.
TEORI ORGANISASI
Manusia adalah
mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan
mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena
keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa
adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam
berorganisasi.
Beberapa definisi tentang Organisasi:
Menurut ERNEST
DALE:
Organisasi adalah
suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan
pemeliharaan suatu struktur atau pola
hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
Menurut CYRIL
SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing
diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana
pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi
dalam beberapa bentuk hasil.
Menurut KAST
& ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub
system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas
dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
CIRI-CIRI
ORGANISASI:
§
Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai
pola interaksi yang ditetapkan.
§
Dikembangkan untuk mencapai tujuan
§
Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
§
Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat
diidentifikasi.
Dibawah
ini merupakan bagan tentang perkembangan teori organisasi:
C.
Struktur Organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan
(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur
Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah.
Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,
sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan
kerja.
Elemen struktur
organisasi
Ada
enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak
mendesain struktur, antara lain:
1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
1. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
2. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
4. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
6. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
Desain organisasi umum
Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflikkonflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflikkonflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Struktur matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur
yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen
periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan,
perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas,
perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks
menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan
departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para
spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan
dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan
terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi
ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas
tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini
memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah
produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
Desain struktur organisasi modern
Struktur tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim
sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik
utama struktur tim adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental
dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim
juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
Organisasi virtual
Organisasi
virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama
bisnis secara detail.
Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.
Model desain struktur
organisasi
Ada dua model ekstrem dari desain organisasi.
1. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
2. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
3. Model Piramid,model ini di buat persis sebuah piramida.
4. Model Horizontal,Model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing
Ada dua model ekstrem dari desain organisasi.
1. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi.
2. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
3. Model Piramid,model ini di buat persis sebuah piramida.
4. Model Horizontal,Model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing
Faktor penentu struktur organisasi
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
1. Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah
strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan.
Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya
secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak
perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba
masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
2. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti
yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi
strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan
2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi,
tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun,
hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur
dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat
organisasi meluas.
3. Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
4. Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi
dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa
organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di
lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada
terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas
dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi
lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat
berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam
mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap
produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih
sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena
ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi,
manajemen akan mencoba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
D. Pembagian
kerja (Division of work)
Pembagian
kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan
kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian
kerja harus rasional/objektif,
bukan emosional
subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

E. Bentuk-Bentuk Organisasi
Beberapa
pendapat mengenai bentuk organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
1.
Lyman A. Keith & Carlo E. Gubellini :
a. Line structure (struktur jalur)
b. Functionalization (fungsional)
c. Staff and service devision
kemudian berubah menjadi line and staff (staff dan satuanpelayanan,
kemudian berubah menjadi struktur jalur dan staff)
2.
Lawrence L. Bethel, Franklin S. Atwater, George H.E. Smith & Harvey A. Stockman,
Jr
a. Line or military (jalur atau
militer)
b. Line and staff (jalur dan
staff)
c. Functional (pure) (fungsonal
(murni))
d. Line and functional staff (jalur
dan staff fungsional)
e. Line, functional staff, and committees
(jalur, staff fungsional, dan panitia)
3.
Rober Y. Durand :
a. Line and staff (jalur dan
staff)
b. Line (jalur)
c. Functional (fungsional)
4.
Dalton E. Mc Farland :
a. Line organization (organisasi
jalur)
b. Staff structure (struktur staff)
c. Functional structure (struktur
fungsional)
d. Committee structure (struktur
panitia)
5.
William R. Sprieel :
a. The line, military, or scalar organization
(organisasi jalur, militer, atau hierarki)
b. The functional organization (organisasi
fungsional)
c. The line-and-staff organization (organisasi
jalur dan staff)
d. The committee(panitia)
Ditinjau
dariumlah pucukpimpinan :
1.
Bentuk tunggal
2.
Bentuk jamak
Ditinjau
darisaluran wewenang :
1.
Bentuk jalur
2.
Bentuk fungsional
3.
Bentuk jalur dan staff
4.
Bentuk fungsional dan staff
5.
Bentuk fungsional dan jalur
6.
Bentuk jalur, fungsionaldan staff
Dari
bentuk-bentuk tersebut diatas, dapatlah dijelaskan sebagai berikut :
Bentuk organisasi tunggal
adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan
seorang.Sebutan jabatan untuk tunggal antara lain Presiden, Direktur, Kepala,
Ketua. Di dalam struktur organisasi pemerintah dikenal sebutan jabatan
Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat,Lurah. Dalam struktur organisasi
ABRI dikenal sebutan jabatan Panglima, Komandan. Dalamstruktur organisasi
perguruan tinggi dikenal sebutan jabatan Rektor, Dekan.
Bentuk organisasi jamak
adalah organisasi yang pucuk pimpinannya ada di tangan
beberapaorang sebagai satu kesatuan. Sebutan jabatan yang digunakan antara lain
Presidium, Direksi,Direktorium, Dewan Majelis.
Bentuk organisasi jalur
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk pimpinan
dilimpahkankepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua bidang
pekerjaan, baik pekerjaanpokok maupun pekerjaan bantuan.
Bentuk organisasi fungsional
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk
pimpinandilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu;pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua
pelaksana yang ada sepanjangmenyangkut bidang kerjanya.
Bentuk organisasi jalur dan
staff
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk
pimpinandilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam semua
bidang pekerjaan baikpekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan, dan dibawah
pucuk pimpinan atau pimpinan satuanorganisasi yang memerlukan diangkat pejabat
yang tidak memiliki wewenang komando tetapihanya dapat memberikan nasihat
tentang bidang keahlian tertentu.
Bentuk organisasi fungsional dan
staff
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk
pimpinandilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu,pimpinan tiap bidang kerja dapat memerintah semua pelaksana
yang ada sepanjang menyangkutbidang kerjanya, dan di bawah pucuk pimpinan atau
pimpinan satuan diangkat pejabat yang tidakmemiliki wewenang komando tetapi hanya
dapat memberikan nasihat tentang bidang keahliantertentu.
Bentuk organisasi fungsional dan
jalur
adalah organisasi yang wewenang dari pucuk
pimpinandilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu,pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua
pelaksana yang ada sepanjangmenyangkut bidang kerjanya, dan tiap-tiap satuan
pelaksana ke bawah memiliki wewenang dalamsemua bidang kerja, dan di bawah
pucuk-pucuk pimpinan atau pimpinan bidang diangkat pejabatyang tidak memiliki
wewenang komando tetapi hanya dapat memberikan nasihat tentang bidangkeahlian
tertentu. Antara bentuk organisasi berdasarkan jumlah pucuk pimpinan
dengan bentuk organisasiberdasarkan saluran wewenang dapat dibedakan tetpai
tidak dapat dipisahkan dalampemakaiannya. Artinya tiap-tiap bentuk organisasi
berdasarkan saluran wewenang dapat dipimpintunggal maupun jamak.
F.
Departementasi
Departementasi adalah
proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan dikelompokkan. Dasar
pembentukan departementasi:
2.
Produk/jasa
3.
Wilayah
4.
Langganan
5.
Proses/peralatan
6.
Waktu
7.
Pelayanan
8.
Alpha-numerical
9.
Proyek dan matriks
a.
Departementalisasi Fungsional
Mengelompokkan
fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu
satuan organisasi.
Kebaikan
pendekatan fungsional :
· Menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui
specialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinan pengawasan
manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
· Cocok
untuk lingkungan yang stabil serta memerlukan koordinasi internal yang minimum,
butuh lebih sedikit ketrampilan dasar pribadi dan meminimumkan duplikasi
personalia dan peralatan dari segi biaya.
Kelemahan
struktur fungsional
· Menciptakan
konfik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap perubahan, hanya
memusatkan kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebahkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
b.
Departementalisasi
Devisional
Organisasi
devisional dapat mengikuti pembagian devisi-devisi atas dasar produk, wilayah,
(geografis), langganan dan proses atau peralatan
1.
Struktur organisasi divisional atas
dasar produk
2.
Struktur organisasi divisional atas
dasar wilayah
3.
Struktur organisasi divisional atas
dasar langganan
Kebaikan
Struktur organisasi divisional :
1. Meletakan
koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian
tanggapan yang cepat.
2. Menempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas.
3. Merumuskan
tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggung jawaban
atas prestasi kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.
4. Membebeskan
para kepala eksekutif untuk pembuatan keputusan strategic lebih luas dan
memungkinkan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
5. Cocok
untuk lingkungan yang cepat berubah.
6. Mempertahankan
spesialisasi fungsional dalam setiap divisi
7. Tempat
latihan yang baik bagi para manajer strategic
Kelemahan
struktur organisasi divisional :
1. Menyebabkan
berkembangnya persaingan “dysfunctional” potensiar antar sumber daya-sumber
daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
2. Masalah
seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manjer divisi
3. Masalah
kebijaksanaan dalam aloksi sumber daya dan distribusi biaya Overhead perusahaan
4. Dapat
menimbulkan ketidak konsistennya kebijaksanaan antar divisi
5.
Masalah dupliksi sumber daya dan
peralatan yang tidak perlu
G. Organisasi Proyek
Organisasi Proyek
Organisasi Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
1. Organisasi Proyek Fungsional
Dalam
organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari
fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya
digunakan ketika suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih
dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi
tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek
ini antara lain proyek dapat diselesaikan dengan struktur dasar fungsional
organisasi induk, memiliki fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya
pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan
terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi menjadi lemah.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi menjadi lemah.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek
tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan
memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh
atas sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan
ditanggapinya perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan
cepat karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki,
status tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk
menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi
lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun integrasi personil serta orientasi
tim akan lebih kuat kepada kepentingan penyelesaian proyek.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
3. Organisasi Proyek Matriks
Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi proyek khusus.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu
manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi
dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya
maupun tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para
personil dapat kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi
proyek ini antara lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai
pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan
wewenang dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi
antara proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta terdapat dua jalur
pelaporan bagi personil proyek karena personil proyek berada dibahwah komando
pimpinan proyek dan departemen fungsional.
4. Organisasi Proyek Virtual
Organisasi proyek virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek yang merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Struktur kolaborasi ini terdiri dari beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada disekelilin perusahaan inti.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam susunan organisasi proyek virtual ini antara lain terjadi pengurangan biaya yang signifikan, cepat beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi serta adanya peningkatan terhadap fleksibilitas usaha.
Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat dalam organisasi ini
yakni proses koordinasi keprofesionalan dari berbagai organisasi yang berbeda
dapat menjadi hambatan, terdapat potensi terjadinya kehilangan kontrol pada proyek serta terdapat potensi terjadinya konflik interpersonal.
SUMBER :
s_tiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17350/MINGGU_3.doc
matkul.weebly.com/uploads/1/3/4/4/13446877/makalah_aom.docx
0 komentar:
Posting Komentar